1. Pengertian Metode Ilmiah
Secara sederhana, pengertian metode
ilmiah adalah langkah kerja yang dilakukan oleh para peneliti dalam menjawab
masalah yang ada.
Dalam buku Schaum outline dijelaskan
bahwa pengertian metode ilmiah atau metode saintifik adalah langkah langkah
kerja rutin dari saintis saintis aktif seiring dibimbingnya mereka oleh
keingintahuan untuk mempelajari keteraturan dan hubungan di antara fenomena
fenomena yang mereka pelajari.
2. Tujuan Mempelajari Metode Penulisan
Ilmiah
Tujuan adalah salah satu bentuk
harapan untuk dimasa yang akan datang. Untuk karena itu dalam penulisan ilmiah
kita tidak bias asal tulis atau tidak mengindahkan kaidah-kaidah dala penulisan
ilmiah. Dalam penulisan ini kita harus mempunyai metodenya agar tulisan kita
dapat dipahami dan dimengerti oleh si pembaca dikemudian hari. Ini adalah
beberapa tujuan kita mempelajari metode ilmiah :
–
Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara
sistematis
–
Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis
–
Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah
3. Sikap Ilmiah
a. Sikap Ingin Tahu : apabila
menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya;
senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan
alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan
gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
b. Sikap Kritis : Tidak langsung begitu
saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti
– bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus
diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti
yang kuat.
c. Sikap obyektif : Melihat sesuatu
sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh
pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan
menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
d. Sikap ingin menemukan : Selalu
memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan
eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan
konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
e. Sikap menghargai karya orang lain,
Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima
kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
f. Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan
penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan
berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal
yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
g. Sikap terbuka : Bersedia
mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang
diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
4. Langkah-Langkag Penulisan Ilmiah
a. Karakterisasi
(Observasi dan Pengukuran)\
Metode
ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam
proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan
yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat
melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi yang dimaksud
seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.
Proses
pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti
laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau
dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering
memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau
voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan
peralatan semacam itu.
Hasil
pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam
bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika
seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga
disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut.
Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran
berulang atas kuantitas yang diukur.
b. Hipotesis
Hipotesis
merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan
dalam proyek ilmiah. Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi
berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu
eksperimen dalam laboratorium atau observasi suatu fenomena di alam. Prediksi
tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas.
Hasil
yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya
(apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka
terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat
sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu
disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis.
Jika prediksi tersebut tidak dapat diobservasi, hipotesis yang mendasari prediksi
tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode
yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi
memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan. Yang perlu diingat, jika menurut
hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang
dilakukan salah.
c. Melakukan
Eksperimen
Eksperimen
dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan
semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Hasil eksperimen
tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan
probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa
menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan
prediksi dari hipotesis. Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa
eksperimen dapat dilakukan. Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam
eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan
bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan
membantu dalam reproduksi eksperimen.
Ada
tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variable bebas,
variabel terikat, dan variable kontrol.
i.
Varibel bebas merupakan variabel yang
dapat diubah secara bebas.
ii.
Variabel terikat adalah variable yang
diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas.
iii.
Variabel kontrol adalah variabel yang
selama eksperimen dipertahankan tetap.
Usahakan
hanya satu variabel bebas selama eksperimen. Pertahankan kondisi yang tetap
pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan Catat hasil eksperimen secara
lengkap dan seksama.
d. Menyimpulkan
hasil eksperimen
Proses
ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang
manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangilangkah yang lebih awal karena
pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik
dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari.
Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik
danteruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut
atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam
menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang
metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi
subjek penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka
sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat
mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka
sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi
mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh
orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang
dilakukan oleh orang lain. Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis
:
i.
Jangan ubah hipotesis
ii.
Jangan abaikan hasil eksperimen
iii.
Berikan alasan yang masuk akal mengapa
tidak sesuai
iv.
Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan
selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
v.
Bila cukup waktu lakukan eksperimen
sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
DAFTAR
PUSTAKA